Selasa, 26 Oktober 2010

The miracle of technology...

Kemarin pagi, saya baca sebuah artikel di koran tentang sebuah majalah yang katanya dilarang n diblokir sama pemerintah. Majalah itu dilarang karena ada artikel tentang merakit bom cuma dengan barang-barang yang ada di sekitar kita. Langsung aja saya cari file-nya di internet. Alhamdulillah, tanpa perlu bergerilya buat cari itu file, saya dapet juga. Memang yang dari arrahmah.com udah nggak bisa dibuka. entah karena memang diblokir apa karena lagi error saya juga nggak tahu.

The miracle of technology...
Saya dari dulu nggak pernah percaya kalo ada statement dari pemerintah atau dari siapa aja yang bilang "video ini sudah diblokir." , "file itu sudah tidak bisa diakses." dan lain sebagainya. Ini internet sodara... dalam hitungan detik bahkan kurang, sebuah file bisa diakses oleh ribuan orang. Entah hanya sekedar melihat maupun sampai mendownload.
Nah, kalo file sudah di download oleh seseorang (seperti saya), dia bisa aja menguploadnya lagi. Belum lagi orang yang download lewat jaring P2P. Bakalan susah banget buat menghentikan peredaran sebuah file di internet.
Buat sodara-sodara yang pengen tahu majalah yang dilarang beredar ini, bisa download disini.

Majalah 1
Majalah 2

Kamis, 26 Agustus 2010

Vector Masjid

Buat yang butuh gambar siluet masjid dalam format vector, bisa di-download di sini. Format aslinya CDR. Buat temen-temen yang pakai Illustrator ada juga format EPS-nya. Saya pakai Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin di Brunai Darussalam sebagai referensi. Semoga bisa memudahkan ikhwan yang mau bikin publikasi, and bermanfaat buat Islam wal Muslimin.










Siluet Masjid

Senin, 29 Maret 2010

Reorientasi Hidup

Seringkali kita dapati orang mengatakan bahwa hidup ini adalah perjalanan. Entah kebetulan atau bagaimana, Rosulullah Muhammad saw sendiri telah menyabdakan bahwa kita dalam mengarungi kehidupan ini ibarat orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan. Hanya saja, yang sering saya dapati, orang sering berhenti pada pemahaman bahwa hidup ini adalah perjalanan. Titik. Tanpa membawa pemahaman ini pada tingkat selanjutnya.

Kalau hidup dianggap seperti perjalanan, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Tujuan
Dalam perjalanan, tentunya ada tempat yang dituju. Tujuan ini akan sangat berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Ada yang tujuannya cukup singkat, seperti "Membangun keluarga dengan si A. Bukan yang lain". Ada yang lebih luas sedikit dengan bertujuan memiliki kehidupan yang mapan berkecukupan dan keluarga yang bahagia siapapun pasangannya, Ada yang dalam hidupnya memiliki tujuan yang sangat besar seperti merubah kehidupan banyak orang (banyak saya temui di temen-temen yang bergelut di bisnis jaringan).

Dalam Islam, tiada tujuan yang lebih tinggi daripada Allah swt. Sebagaimana dalam doa Nabi Ibrohim, "Sesungguhnya sholatku, manasik-ku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabbul 'Alamin." Ketika orang menetapkan Allah SWT sebagai tujuan, maka segala tindakannya, setiap langkah kakinya, setiap tarikan nafasnya, akan dipersembahkan untuk Allah semata.

Dengan menetapkan Allah sebagai tujuan, seseorang tidak akan pernah puas dengan pencapaiannya karena dia tidak pernah benar-benar tahu apakah dia sudah sampai tujuan atau belum. Sebaliknya dia juga tidak akan pernah kecewa karena dia yakin Allah tidak akan mengingkari janji-Nya.

Sedangkan bagi orang yang mempunyai tujuan selain Allah, dia akan mandeg ketika tujuannya sudah tercapai. Atau porak poranda ketika tujuannya mendadak musnah di depan mata. Kecuali kalau dia menemukan tujuan baru untuk dikejar, dia tidak akan pernah beranjak dari titik di mana dia berhenti.

Bekal
Dalam perjalanan, tentunya kita semua perlu bekal. Begitu pula dalam menempuh hidup. Kita perlu bekal yang memadai. Jumlahnya akan sangat relatif terhadap tujuan yang ingin kita capai. Semakin jauh dan berat perjalanan kita, semakin banyak bekal yang kita butuhkan. Kalau tujuan kita sekedar dunia, maka bekal yang kita butuhkan dapat dihitung dengan mudah. Kalau Allah yang menjadi tujuan kita, maka kita harus senantiasa memeriksa bekal kita. Kita harus selalu "mengisi ulang" bekal kita. Karena kita tidak pernah tahu kapan kita akan sampai tujuan kita.

Peta/Penunjuk Arah
Sama seperti melakukan perjalanan, kita kadang-kadang dihadapkan pada jalan yang sama sekali baru. Belum pernah kita lalui sebelumnya. Dalam hidup, kita sudah dibekali dengan petunjuk berupa Al-Quran dan Hadits. Cuman, kita sering sombong dan merasa tahu jalan yang kita tempuh. Sehingga kita main trabas tanpa lihat ke peta (Quran/Hadits) dahulu.

That's it... semoga jadi pelajaran buat yang sedang bingung cari tujuan dalam hidupnya, dan jadi pengingat bagi yang "merasa" tujuannya sudah benar. 

Jumat, 26 Februari 2010

Humanisme dan Ateisme

Meskipun saya bukan seorang humanis, saya menganggap humanisme sebagai sebuah paham yang positif. Anggapan ini didasari oleh pemahaman saya bahwa humanisme adalah paham yang memiliki gagasan-gagasan seperti kecintaan akan peri kemanusiaan, perdamaian, dan persaudaraan. Penuh filantropi dan kebaikan. Hanya saja, kelemahan humanisme adalah fakta bahwa humanisme menjadikan kemanusiaan sebagai dasar pemikirannya. Anggapan saya tadi terus bertahan sampai saya membaca buku karya Harun Yahya yang berjudul Ancaman Global Freemasonry. Di buku itu terdapat pembahasan mengenai humanisme yang benar-benar mengagetkan saya. Saya baru tahu adanya Manifesto Humanis yang ditulis pada tahun 1933 (kemudian direvisi dengan Manifesto Humanis Kedua tahun 1973 agar lebih sesuai dengan perkembangan jaman) oleh para pendiri dan penggiat paham humanisme. Harun Yahya mengutip enam pasal pertama dari manifesto humanis sebagai berikut:
  1. Humanis religius memandang alam semesta ada dengan sendirinya dan tidak diciptakan.
  2. Humanisme percaya bahwa manusia adalah bagian dari alam dan bahwa dia muncul sebagai hasil dari proses yang berkelanjutan.
  3. Dengan memegang pandangan hidup organik, humanis menemukan bahwa dualisme tradisional tentang pikiran dan jasad harus ditolak.
  4. Humanisme mengakui bahwa budaya religius dan peradaban manusia, sebagaimana digambarkan dengan jelas oleh antropologi dan sejarah, merupakan produk dari suatu perkembangan bertahap karena interaksinya dengan lingkungan alam dan warisan sosialnya. Individu yang lahir di dalam suatu budaya tertentu sebagian besar dibentuk oleh budaya tersebut.
  5. Humanisme menyatakan bahwa sifat alam semesta digambarkan oleh sains modern membuat jaminan supernatural atau kosmik apa pun bagi nilai-nilai manusia tidak dapat diterima
  6. Kita yakin bahwa waktu telah berlalu bagi teisme, deisme, modernisme, dan beberapa macam “pemikiran baru”.
Tak yakin dengan paparan Harun Yahya, saya googling dan menemukan beberapa link yang ternyata menguatkan paparan Harun Yahya tersebut. Beberapa diantaranya bisa dirujuk di link-link ini:
http://en.wikipedia.org/wiki/Humanism
http://www.jcn.com/humanism.html
http://www.humanism.org.uk/humanism/humanism-today

Setelah membaca manifesto tersebut (at least 6 point pertamanya) plus artikel-artikel dari orang-orang humanis sendiri, saya simpulkan bahwa humanisme telah melampaui batas bahwa manusia adalah ciptaan Sang Pencipta. Humanisme -dalam taraf tertentu- telah meniadakan Tuhan. Walaupun ada humanisme religius, tetap saja humanisme religius ini menjadikan agama sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Bukan sebagai jalan hidup. Dengan kata lain, supremasi agama (Tuhan) telah ditiadakan dalam paham ini. Humanisme religius juga turut serta menandatangani manifesto humanis yang nota bene tidak mengakui adanya kekuatan supranatural (termasuk Tuhan) yang memengaruhi alam semesta (http://www.jcn.com/humanism.html). Saya kira satu Humanisme Religius sudah cukup representatif untuk menggambarkan bagaimana aliran-aliran humanisme lainnya. Kalau yang religius saja seperti itu, apalagi yang sekuler dan yang lainnya... Akhirnya Humanisme ternyata sangat sarat akan muatan-muatan ateis antiketuhanan. Waspadalah... waspadalah...

Senin, 22 Februari 2010

Avatar by James Cameron

Sebenarnya banyak ide yang pengen saya posting, tapi kok rasanya berat banget ngomongin bab yang mau saya posting itu. Belum dapet angel sama point-point yang mau dikemukakan. Takutnya, kalo dipaksain malah nggak jelas.

Daripada sepi, saya putuskan nulis tentang Avatar-nya James Cameron aja. Film ini menghuni cluster-cluster hardisk saya sejak beberapa minggu yang lalu. Cuma karena pada dasarnya saya kurang suka nonton film roman, nggak ditonton-tonton deh jadinya. Baru Ahad malem kemaren saya tiba-tiba pengen nonton karena liat behind the scene-nya di internet.

Awalnya saya underestimate dulu sama film ini. "Paling-paling ya kayak film-film roman biasanya." pikir saya. Dan memang overal, filmnya nggak terlalu impressive sih... Mudah banget ditebak. Serasa nonton Pocahontas dengan setting Star Wars. Tapi akhir-akhirnya saya sempet hanyut juga dengan ceritanya, coz saya paling emosi kalo liat orang-orang egois macam tokoh-tokoh antagonis di film ini.
Kalo masalah CG special effect-nya, menurut saya nggak ada yang baru. Dari yang saya liat di the makingnya, setahu saya ya emang gitu caranya. Nggak beda sama pembuatan KingKong dan film-film dengan CG special effect lainnya. Selain itu, si James Cameron (atau saya sendiri ya?) sepertinya kurang dapet fokus film ini sendiri. Apakah ini film tentang perang antara dua kekuatan yang tidak seimbang atau roman atau fiksi ilmiah atau bagaimana...

Oke cukup ngomongin filmnya. Sekarang bagian yang paling penting. Dari film ini saya belajar bebarapa hal:
  1. Betapa indahnya alam kalau kita bisa menjaga kelestariannya. Sejujurnya saya sangat terkesan dengan keindahan alam fantasi James Cameron. Saya langsung kebayang hutan-hutan hujan di daerah tropis kayak di Indonesia ini. Seandainya bisa kita jaga kelestariannya sehingga bisa tetep asri.... Wow... pasti keren banget... Dan betapa indahnya dunia kalo kita sebagai manusia bisa hidup harmonis dengan alam seperti suku Na'vi. So, can we..?
  2. Manusia tu sangat rakus. Khususnya para penjajah Londo. Bukannya rasis sih, cuma dari dulu sampe sekarang, dari kutub utara sampai selatan, yang namanya penjajah tu pasti Londo. Sampe-sampe di luar angkasa pun londo-londo gila itu tetep jadi penjajah. Itu terjadi karena mereka menjadikan materi sebagai pusat kehidupan mereka. Walaupun demikian, nggak semua orang londo begitu dan nggak semua orang yang bukan londo bebas dari sifat-sifat begitu.
  3. Terkait dengan nomor 2, Kalo mau memperhatikan n mau mikir, dari dulu sampai sekarang, ya emang kayak gitu itu kelakuan orang-orang yahudi (at least orang-orang yang jadi bonekanya yahudi). Mengeksploitasi demi kepentingan kelompok mereka sendiri. Beda dengan "penjajah-penjajah" dari arab atau jawa jaman dulu. Daerah yang "dijajah" bukannya jadi miskin tapi malah jadi makin kaya.
  4. Manusia memiliki potensi yang sangat luar biasa. Hanya saja kebanyakan manusia memanfaatkan potensi ini untuk hal-hal yang negatif. Atau kalaupun nggak ada tendensi negatif, mereka menggunakan potensi ini untuk kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Parahnya lagi, kepentingan-kepentingan ini sifatnya jangka pendek. Potensi ini dimiliki manusia karena manusia punya kebebasan dan wewenang memanipulasi alam sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan mereka. (Terkait dengan ini, saya sedang menulis posting yang terinspirasi oleh lagunya Joss Stone yang berjudul Right To Be Wrong.) Manusia bisa "tidak patuh" pada tatanan dan aturan alam yang sudah digariskan oleh Penciptanya. Hal ini karena manusia pada dasarnya digariskan untuk menjadi pengelola alam. Sederhananya, manusia diberi hak pengelolaan alam (kalo di pemerintah ada juga hak pengelolaan hutan) oleh Pencipta alam semesta, Allah swt. Untuk tujuan ini, Allah menganugerahi mereka dengan satu porsi tertentu dari kekuasaan Allah untuk memanipulasi alam ini.
That's it... semoga bermanfaat buat saya dan rekan-rekan sekalian...
Wallahu A'lamu. 

Kamis, 18 Februari 2010

Rough Concept of Islamic History in Solo

Saya pengen buat dokumenter tentang sejarah Islam di Solo. Mulai dari masuknya sampai sekarang.

Secara kasar konsep saya gini. Itu dokumenter nanti jadi semacam serial. Babak pertama nanti memaparkan sejarah masuknya sampai masuk ke kerajaan. Trus babak kedua, Dari kerajaan itu sampai jaman penjajahan. Babak ketiga, Jaman perjuangan sampai kemerdekaan. Babak keempat, perkembangan Islam di era orde lama. Babak kelima, perkembangan Islam di era orde baru. Babak keenam, Era reformasi sampai sekarang.

Selain membahas sejarah Islamnya sendiri, nanti sedikit dibahas pengaruh islam pada ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

Masing2 babak nantinya dikemas dalam bentuk DVD, dan didistribusikan berturut2 dari seri 1 sampai 6.

Kesulitannya adalah data saya tentang bidang ini sangat minim (maklum soale kalo pelajaran sejarah pasti kalo nggak tidur ya colut). Yang kedua, saya jg belum ada gambaran nanti funding-nya bagaimana.

Buat temen2 yang punya saran dan ide, boleh disumbangkan ya...